Tasikplus.com-Pemandangan bangunan mengimpit sungai, bukan potret asing di wilayah perkotaan. Halnya menimpa Irigasi Cimulu dalam wilayah Kota Tasikmalaya, Jabar ini. Belum jauh dari hulunya, Sungai Ciloseh, permukaan irigasi seperti kentara di tepian Jl Wiratanuningrat, tak sedikit sudah tertutup bangunan. Tentunya lagi dengan deret padat di sempadannya.
Awalnya rangsekan penempat bukan peruntukan itu mendapat pembiaran. Lama-lama bangunan bermunculan. Padahal sejumlah aturan melarangnya. Jalur inspeksi menghilang. Dalam bertahun-tahun kebutuhan pemeliharaan bukan hal mudah lagi dilakukan. Akibatnya, seperti informasi dari perangkat di UPTD PSDA Citanduy Dinas SDA Jabar, kondisi sedimentasi irigasi ini terus menebal. Mmencapai kedalaman lebih 1 meter.
Rangsekan bangunan tembok hingga beton itu, terus merambat hingga menghabiskan sisi-sisi irigasi, berderet. Tak lagi serupa bangunan numpang warga biasa yang butuh tempat usaha. Di lokasi seperti dekat persimpangan Alun-alun Kota Tasik itu, serobot sempadan mulai rumah gedung, bangunan toko, sekolah negeri, hingga gedung pemerintah lainnya.
Tak intensnya pemeliharaan (angkat sedimen), menimbun tumpukkan sedimentasi. Di lokasi tertentu, menyebabkan banjir. Di area lain pada bagian irigasi ini kerap mengalami susut debit, sehingga menimbulkan keluhan bahkan protes warga penggarap lahan pertanian. Tak jarang pula petugas DI Cimulu, harus mengatur pembagian air ke jaringan-jaringan tersier bukan di musim kemarau. Lantaran debit air yang terus menyusut. gus
Tak intensnya pemeliharaan (angkat sedimen), menimbun tumpukkan sedimentasi. Di lokasi tertentu, menyebabkan banjir. Di area lain pada bagian irigasi ini kerap mengalami susut debit, sehingga menimbulkan keluhan bahkan protes warga penggarap lahan pertanian. Tak jarang pula petugas DI Cimulu, harus mengatur pembagian air ke jaringan-jaringan tersier bukan di musim kemarau. Lantaran debit air yang terus menyusut. gus
0 Komentar