Tasikplus.com-Memacu semangat hingga daya nalar para dosen dalam penyusunan-penerbitan buku. Kerja sama kampus Universitas Muhamadiyah Tasikmalaya (Umtas) dengan Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisiyah (APPTIMA), menggelar Workshop Book Camp 2025.
Workshop bertajuk, penyusunan buku ajar ini, menurut penanggung jawab kegiatan yang juga Warek I Umtas, Lilis Lismayanti, diikuti 55 orang dosen. Pesertanya tak hanya akademisi Umtas, tapi dari kampus Universitas Muhammadiyah (UM) lain seperti asal Kab.Kuningan, Ciamis, Sukabumi, bahkan ada dari kampus Unimuda Sorong, Papua.
Berlangsung dua hari, Selasa-Rabu (27-28/5/25). Pembukaan Book Camp 2025 di Hotel Cordela Kota Tasikmalaya. Menandai pembukaan kegiatan dilakukan Ketua Majelis Litbang Dikti PP Muhammadiyah, Amika Wardana Ph.D, secara virtual. Kemudian, workshop diisi delapan orang narasumber.
Menurut Amika, pihaknya sangat menyambut, mengapresiasi kegiatan. Ia memberikan ucapan selamat terselenggaranya workshop. Pada bagian lain sambutannya, Amika mendorong hadirnya sistem penerbit buku di kampus. Sudut buku teks sebagai komponen yang harus ada untuk klaster perguruan tinggi.
Buku teks merupakan pengetahuan yang ditulis lalu disampaikan. Kemudian bagaimana dalam tren modern hari ini, buku menarik minat baca setelah hadir dengan penuh design thingking, bermateri update. Tidak terlalu teoritis, ada kesimpulan, ada target outcome di pihak yang membacanya.
Rektor Umtas Neni Nuraeni, dalam pembukaan itu juga berujar senada. Dirinya berterima kasih kepada APPTIMA serta jajaran di LP3M kampusnya yang sudah menjalin sinergi. Harapannya, bagaimana kemudian dari ajang itu dapat memacu semangat menulis para dosen hingga menghasilkan buku bermutu.
“Mudah-mudahan dari sini hadir motivasi yang berkembang, punya berani langkah. Dari satu hurup membuat satu kata, dari kata-kata menjadi kalimat. Kemudian menjadi sebuah tulisan ilmu, menjadi buku yang bermanfaat. Tak saja diterbitkan secara akademik tapi mengisi ruang perkembangan digital”, papar rektor.
Menjadi satu keniscayaan
Ajang dua hari diisi simulasi materi itu menjadi media tempa belajar menulis buku. Buku ajar yang jadi bagian kewajiban bagi para dosen memuat karya-karya hasil penelitian. Ketua APPTIMA, Budi Nugroho mengharapkan itu selain ia juga menyampaikan apresiasi untuk inisiatif Umtas menggelar Book Camp.
Workshop sebagai ajang literasi pengetahuan. Gerakan penerbitan buku dan membaca. Harapannya lagi, dapat menghidupkan kembali gerakan back writing dan reading. Menumbuhkan khasanah ilmu dan peradaban di tengah masifnya publikasi-publikasi daring, yang dinilainya telah merontokkan minat berbagai kalangan untuk membaca dan menulis buku.
Mengembangkan literasi pengetahuan, menggelar karya, menulis buku bagi dunia perguruan tinggi, imbuhnya, menjadi satu keniscayaan. Ini penting untuk digerakkan sedari awal. Buku menjadi khasanah dan tolok ukur, bagaimana peradaban bangsa itu akan diuji kemajuannya. Dari Khazanah itu akan banyak belajar bagaimana sejarah satu bangsa tu dulu tidak maju kemudian maju. gus
0 Komentar