Fokus Edukasi Remaja & Catin Dinas PPKBP3A Kota Tasikmalaya Tekan Stunting

Dra Nina Setiamah MSi, kabid Dalduk-KS PPKBP3A Kota Tasikmalaya, memaparkan kondisi stunting Kota Tasikmalaya, di acara kunjungan Hj Nurhayati ke Kota Santri.
Tasikplus.com - Setelah menjadi program dan perhatian nasional, langkah cegah prevalensi stunting menggema ke daerah-daerah. Unit-unit kerja dinas yang jadi leading sektor melancarkan upaya berdasar kondisi tantangan siginifkan. Selain itu, bangun kuatkan sinergi lintas sektor.

Dalam satu kegiatan kunjungan anggota Komisi IX DPR RI ke Kota Tasikmalaya, mengemuka di kota ini yang tengah jadi perhatian antara lain pada kalangan remaja serta calon pengantin (catin), dalam harap mereka menikah bangun keluarga berkualitas, melahirkan generasi sehat.

Kabid Dalduk-KS Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan, Perempuan, dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Kota Tasikmalaya, Dra Nina Setiamah MSi mengungkapkan, pihaknya terus arahkan atas hal itu Tim Pendamping Keluarga (TPK) lebih intens.

Menyasar kalangan remaja-catin setelah tentunya langkah serupa terhadap keluarga-keluarga berisiko stunting. Intervensi bagi kalangan berisiko stunting di antaranya dengan pemberian makanan tambahan, lalu mendorong kepemilikan sanitasi sehat, lingkungan bersih.

Yang tak kalah jadi opsi keterlibatan aparatur pemerintahan kota ini dengan kemunculan program orangtua asuh kalangan ASN terhadap anak stunting dalam istilah One ASN One Stunting, bekerja sama dengan Baznas.

“Mari ibu-ibu bekerja lebih intens lagi ya. Lebih lincah lagi. Sebab, kadang kala kita tiba-tiba saja mendengar ada pasangan mau menikah saja. Sering-seringlah koordinasi dengan pak ketua RT, kemudian ke pa amil”, ajak Nina Setiamah, saat menjadi pemateri di kunjungan Dewan itu.

Ada tahap-tahap yang baiknya dilakukan pasangan catin untuk menjaga kesehatan keluarga hingga melahirkan anak terbebas stunting. Kabar baik yang disampaikan Nina kemudian belum lama ini pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Kemenag, untuk memudahkan mendapatkan data catin.

Opsi lain kegiatan dinas dalam rangka tekan angka stunting, melakukan edukasi remaja bertajuk kesehatan reproduksi dan pendewasaan usia pernikahan (laki berusia 25 tahun, perempuan 21 tahun), melalui pembinaan PIK-Remaja serta kelompok BKB dan BKR.

Kecuali itu di kegiatan tahun 2023 ini, menyalurkan pemberian makanan tambahan (telur) untuk baduta berjumlah 1.730 orang. Kota Tasikmalaya, berkomitmen tekan angka stunting yang kini di kisaran 22,45%. Mengejar program nasional memasuki 2024 di angka 14%.

Selain upaya perhatian dengan intensitas sosialisasi hindari menikah pasangan usia muda, tantangan kota ini akan stunting, masih tingginya tingkat konsumsi air dari sumber air tak layak, serta masih banyaknya jamban tak layak.

Presentasi itu mengemuka di acara kunjungan anggota DPRI RI anggota IX Hj Nurhayati, di wilayah Kecamatan Kawalu, beberapa pekan lalu. Persoalan air bersih dan jamban tak layak, dapat memicu infeksi.gus
 

0 Komentar