Anggota Komisi IX DPR: Stunting Terjadi Bukan Semata Soal Kemiskinan

IST. Menjadi pemateri dalam Promosi KIE bertajuk Percepatan Penurunan Stunting di Kedungwaringin Bekasi Selasa (10/10), anggota Komisi IX DPR RI drg. Putih Sari dan Sekretaris BKKBN Jabara Irfan Indriastono (paling kiri).
Tasikplus.com - Edukasi memasyarakatkan cegah stunting di wilayah kerja BKKBN Jabar, terus dilancarkan. Halnya pada Selasa, (10/10) siang, puluhan warga menghadiri Promosi Program KIE bertajuk Percepatan Penurunan Stunting.

Berlangsung di Desa Mekarjaya, Kec.Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi. Pelaksana kegiatan, kerja sama BKKBN Provinsi Jawa Barat bersama anggota DPR-RI dari Komisi IX, drg. Putih Sari. Selain Putih Sari, mengisi materi dalam acara, Sekretaris BKKBN Jabar, Irfan Indriastono.

Di hadapan peserta dengan kebanyakan kalangan sudah berumahtangga itu, Putih Sari memberikan edukasi tentang program Bangga Kencana. Kemudian, bahaya stunting bagi anak. Kasus stunting di Indonesia masih terbilang banyak. Begitu pun dengan wilayah Kabupaten Bekasi.

Sehubungan itu, pihaknya mengingatkan seluruh peserta yang hadir memahami penyebab terjadinya stunting dan melakukan upaya pencegahan agar program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bekasi lebih maksimal. Ia mengingatkan, stunting pun bukan lantaran semata soal kemiskinan.

“Stunting terjadi bukan karena kemiskinan atau ekonomi keluarga saja, tapi juga disebabkan kurangnya perhatian orangtua dan kesalahan pola asuh. Ini harus dipahami agar orangtua lebih waspada terhadap penyebab terjadinya stunting,” ungkap Putih Sari.

Anggota parlemen ini masih menyampaikan, kekurangan gizi dan kesalahan pola asuh jadi rangkaian pemicunya, lalu penyebab stunting lain adalah tidak menerapkan program KB di keluarga. Dengan tidak ber-KB maka angka kelahiran anak di keluarga tidak bisa direncanakan.

“Kehamilan yang terlalu dekat dan tidak terencana juga bisa jadi penyebab stunting. Apalagi jika kesehatan ibu terganggu karena terlalu sering melahirkan, sudah pasti pola asuhnya tidak maksimal dan bisa jadi anaknya nanti jadi stunting,” jelasnya.

Ciri-ciri stunting
Pada kesempatan berikutnya, Sekretaris BKKBN Jawa Barat Irfan Indriastono menerangkan, ciri-ciri anak stunting bisa dilihat sejak kelahirannya. Setidaknya, ada dua ciri-ciri kondisi stunting yang harus diwaspadai orangtua yaitu, ketika dilahirkan berat badannya kurang dari 2,5 kilogram dan tinggi badannya di bawah 48 centimeter.

“Ketika di lingkungan kita ada yang melahirkan dengan dua ciri tersebut, lebih baik diinformasikan kepada petugas KB di wilayahnya atau kepada pemerintah desa untuk segera ditindaklanjuti,” saran Irfan.

“Stunting ini bisa dicegah, jika anak masih berusia di bawah dua tahun maka masih bisa disembuhkan. Lebih cepat ditangani akan lebih bagus,” imbuhnya. red/rls
 

0 Komentar