Rektor Unper Tasikmalaya Ingatkan Urgensi KKN Mahasiswanya Wahana Observasi

Menandai pelepasan mahasiswanya menjalankan KKN, secara simbolik rektor Unper mengenakan topi kepada perwakilan mahasiswa.

Ratusan mahasiswa tingkat tiga kampus Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya, menuju sejumlah desa. Mereka melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam beberapa hari ini. Sebelumnya, dilepas rektor dengan satu seremoni.


Pelepasan peserta KKN 2022, berlangsung di Auditorium Gedung Mashudi Lantai II Unper, Sabtu (16/7). Hadir dalam acara, ketua Yayasan Universitas Siliwangi (YUS) dan jajaran pengurus YUS, wakil rektor, para dekan, jajaran kepala prodi dan para dosen.

Saat melepas mahasiswanya, Rektor Unper Prof H Yus Darusman melaporkan, jumlah peserta KKN 2022 ini, 794 orang dari 10 prodi yang ada di Unper. Sejumlah mahasiswa itu terbagi 48 kelompok KKN. Mereka akan menempati 84 desa di sembilan wilayah kecamatan di Kab.Tasikmalaya.

Di acarakan juga dalam seremoni, proses penyerahan peserta KKN kepada pemerintah daerah yang secara simbolik diterima Kaban Kesbangpol Kab.Tasikmalaya, Asep Gunadi, mewakili bupati. Pelaksanaan KKN Unper tahun 2022, dimulai tanggal 16 Juli hingga 29 Agustus.

Para mahasiswa diberi arah orientasi kegiatan KKN melalui tema, “Bersinergi dalam pengembangan dan penguatan desa menuju masyarakat mandiri dan sejahtera”. Kemudian, mereka diminta memaknai urgensi KKN sebagai wahana observasi atau penelitian.

Dalam pembekalan yang disampaikan rektor, kegiatan KKN merupakan refleksi dari Tri Darma Perguruan Tinggi, khususnya aspek pengabdian selain pendidikan dan penelitian. Bagi para dosen juga ada kewajiban melakukan pengabdian berikut penelitian, minimal sekali dalam setahun.

Yang ditekankan rektor lagi pada mahasiswanya, implementasikan dalam KKN apa yang didapat sepanjang pendidikan di ruang kelas. Yang tertangkap dalam pikiran, teori-teori generalisasi coba terapkan di masyarakat, kerjakan di lapangan. “Jadi, maknai KKN sebagai kegiatan penelitian atau observasi,” pintanya.

Analisa permasalahan-permasalan di masyarakat, baca potensi sumber daya yang ada. “Saya ingatkan jadikan KKN ini sebagai wahana observasi untuk ragam potensi dan permasalahannya,” lanjutnya.

Rektor mencontohkan, misal dengan hamparan sawahnya yang luas di desa, bagaimana dengan kondisi produksinya. Jika padinya tak optimal berarti ada masalah. Jika arealnya sering kekeringan berarti ada persoalan. Jika mendapati irigasinya tak optimal, bisa jadi lantaran perlakuan salah manusia membuat sungai terganggu.

“Observasi di situ, hingga menghasilkan masukan-masukan yang bisa disampaikan kepada pemangku kebijakan,” ulasnya di acara pembekalan KKN. gus
 

0 Komentar